Jumat, 16 Februari 2018

Duterte akui sebagai pemimpin diktator



LIPUTAN BERITA -Presiden Filipina Rodrigo Duterte membangga-banggakan gaya kepemimpinannya yang diktator. Menurutnya, jika dia tidak menerapkan gaya kepemimpinannya tersebut, Filipina tidak akan pernah membaik.

Duterte juga mengusulkan revisi hukum Filipina, namun hal itu ditolak oleh pemimpin oposisi. Saat ini, wewenang eksekutif, legislatif, dan yudisial dari beberapa negara bagian, berada dalam otoritas pusat. Namun usulan Duterte tersebut bertujuan untuk mengalihkan hukum saat ini ke sistem federal.
Dalam pidato saat pertemuan dengan mantan pemberontak Komunis, Duterte bersikeras bahwa gaya kepemimpinannya diperlukan untuk menopang kemajuan dan pertumbuhan negara tersebut.

Sudah banyak kritikus yang menuduh Duterte memiliki sifat otoriter. Seperti kalimat brasif dan agresifnya saat berhadapan dengan lawan. Ditambah dengan sikap kerasnya terhadap narkoba, yang sudah menjadi ciri kepresidenannya.

Namun, Duterte secara terbuka menyatakan bahwa dia tidak berniat menjadi diktator dan meminta masyarakat untuk menghindari dari segala potensi. Bahkan dia memerintahkan militer dan polisi untuk menembaknya jika dia memperpanjang masa jabatannya sebagai presiden, yang akan berakhir pada 2022, bahkan dalam satu hari.

0 komentar:

Posting Komentar