Selasa, 23 Januari 2018

Bemo, Si Mungil yang Terpinggirkan dari Aspal Ibu Kota


LIPUTAN BERITA - Di balik perkembangan Kota Metropolitan, Jakarta menyimpan sejarah mengenai transportasi jadul yang sempat melayani warganya wara wiri ke tempat tujuan. Seiring perkembangan waktu, jenis transportasi itu pun punah dimakan zaman.

Seperti Bemo, jenis kendaraan si mungil roda tiga ini sempat jadi moda andalan warga Jakarta. Bemo yang merupakan singkatan dari becak motor mulai digunakan di Indonesia pada awal tahun 1962, pertama-tama di Jakarta dalam kaitannya dengan Ganefo.

Belakangan kehadiran bemo dimaksudkan untuk menggantikan becak. Tapi rencana ini tak berhasil lantaran kehadiran bemo tak didukung oleh rencana yang matang.

Bemo tak cuma hadir di Jakarta, melainkan juga di kota-kota lain seperti di Bogor, Bandung, Surabaya, Malang, Padang, Denpasar. Karena kendaraan ini amat praktis dan bisa menjangkau jalan-jalan yang sempit, serta dapat melaju jauh lebih cepat daripada becak.

Bemo yang awalnya beroperasi seperti taksi, belakangan dibatasi wilayah operasinya di rute-rute tertentu saja, dan akhirnya disingkirkan ke rute-rute kurus yang tak tersentuh bus kota. Di Jakarta, bemo mulai disingkirkan pada tahun 1971.

Setelah lama beroperasi, Bemo akhirnya harus menghilang dari aspal Ibu Kota. Ini menyusul dengan kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang terus menggalakkan razia terhadap kendaraan roda tiga itu.

Dinas Perhubungan DKI Jakarta pun mulai memusnahkan bemo hasil razia di sejumlah wilayah di ibu kota, Selasa 1 Agustus 2017. Satu per satu bemo, kendaraan moda transportasi yang sudah puluhan tahun mengabdi kepada warga Ibukota ini dibongkar.

Dishub DKI Jakarta kemudian berencana menjadikan bemo sebagai ornamen Jakarta di tempat-tempat pariwisata. Dishub akan berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta untuk merealisasikan rencana tersebut.

"Bemo kan punya nilai historis di Jakarta. Supaya tidak hilang, mungkin saja kan ditawarkan untuk restoran sebagai ornamen-ornamen," tutur Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wijatmoko.


0 komentar:

Posting Komentar