Dir Reskrimum Polda Jabar Kombes Umar Surya Fana mengatakan, hasil analisa menunjukkan video tersebut bukan sekedar untuk senang-senang. Terlihat dari cara mengarahkan kemudian mengajari kemudian memberi contoh.
"Semua jelas sekali, ada yang mengarahkan. Modus seperti ini biasanya untuk dijual untuk komoditas tertentu. Jadi bukan hanya senang-senang. Indikasinya untuk bisnis," katanya, Minggu (7/1).
Namun, Polisi masih melakukan penyelidikan lebih jauh terkait wilayah pemasaran, apakah di luar negeri atau dalam negeri.
"Ini seperti ada pergeseran konsumen. Pengalaman saya menangani kasus seperti ini di bareskrim, beberapa daerah terjadi korbannya anak kecil perempuan atau anak laki-laki (berhubungan dengan laki-laki dewasa). Sekarang ini yang muncul korban laki-laki berhubungan dengan wanita dewasa. Ini mungkin ada pergeseran demand. Seperti diketahui tidak ada jasa atau barang tanpa ada pemesanan," jelasnya.
Lebih lanjut, Umar mengungkapkan, hasil analisa CCTV dan video sudah mulai masuk tahap mencocokkan tamu-tamu hotel yang masuk menginap dari periode November dan Agustus.
"Kita sedang mencocokkan identitas. Mudah-mudahan bisa selesai hari ini," katanya.
Lalu, petugas sudah mulai menyebarkan anggota di titik-titik lokasi keberadaan pemeran video termasuk anak yang menjadi korban.
"Kemudian yang sudah bisa kita pastikan dari bahasa ngomongnya (dalam video) anak dan salah satu perempuan itu ibu kandungnya sendiri," jelasnya.
"Jadi dari satu TKP, ibu kandung ada dalam kamar dan menyaksikan lalu mengarahkan sendiri (adegan intim). Yang satu TKP lagi diduga ibu ada di luar kamar hanya mengantarkan," lanjutnya.
Diberitakan sebelumnya, video porno yang dilakukan bocah dan perempuan dewasa tersebar di medsos sejak beberapa hari terakhir. Video tersebut direkam di dua lokasi berbeda di Kota Bandung. Satu video direkam di sebuah hotel di Jalan Kiara Condong, lainnya di hotel kawasan Supratman Kota Bandung.
0 komentar:
Posting Komentar